Archive for Oktober 2014
Puisi : Sepi Sendiri
Gelap gulita
Menerjang langit biru yang seharusnya pancarkan indah pagi
Mengikis perlahan paduan putih dan biru menjadi kelabu tak tentu
Aku lewati setiap hembus angin dan membelah awan gelap
Menikmati rasa penat dan kesedihan yang membungkam disetiap pagi
Jua harapan yang menggantung tinggi tanpa dapat kumelompat menggapai
Kini semakin gelap harapan itu menggantung memudar dilihat
Kini memandangnya pun sulit
Bagaimana kuraih dengan rasa yang semakin menipis ?
Menggigil
Semilir angin merengkuh batas kehangatanku
Tangis awan gelap pun mulai pecah
Aku
Aku dapat rasakan pedihnya
Setiap ketajaman bulir air yang menghantam setiap sisi raga ini
Sakit
Menikam dalam tanpa peduli lapisan kulit tipis ini
Dingin
Seakan aku dipijaki es yang rapuh dengan kegetiran pabila jatuh
Lalu dari langit yang tak peduli terus mengguyur butiran yang menerpa keras
Sakiti tubuh yang tidak tertutup helaian kain
Dimana kegundahan hati merajai
Lalu alam seperti membalas dan mengiringi
Menemani atau merasa iri
iri akan diri yang selalu meratapi hal yang tidak terlalu pantas
Karena menyita hampir jutaan kesempatan
Dan menjadikan ku seperti ini
Terpasung dalam sepi yang kubuat sendiri
.jpg)